Rabu, 26 Oktober 2011

Sejarah Tottenham Hotspur FC


Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu.

Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943.

Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini.

Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang.

Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915).

Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II.

Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955)
Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson.

Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955.
Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975)

Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin.

Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972.

Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang.
Periode 1975-1980
Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw.

Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu.

Periode 1980-1990
Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga.


Nama lengkap :Tottenham Hotspur
Julukan :Spurs, Lilywhites
Didirikan :1882
Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310)
Ketua :Daniel Levy
Manajer :Harry Redknapp
Liga :Liga Utama Inggris
2010-11 :Liga Utama Inggris

Baca Selengkapnya......

Senin, 24 Oktober 2011

Sejarah Arsenal FC

Arsenal Football Club (dikenal pula sebagai Arsenal atau The Gunners) adalah klub profesional Inggris yang berbasis di daerah London Utara, London. Klub ini kini bermain di Liga Utama Inggris.

SEJARAH
Era 1886-1980
Arsenal didirikan di daerah Woolwich, bagian tenggara kota London pada 1886 dengan nama Dial Square, lalu dengan cepat berganti nama menjadi Royal Arsenal. Tahun 1891 nama mereka diganti menjadi Woolwich Arsenal. Pada tahun 1913, klub ini pindah ke wilayah utara, tepatnya di daerah Highbury dan membangun Stadion Highbury, yang menjadi markas baru mereka. Saat pindah lokasi itulah, nama depan klub mereka, yaitu Woolwich dihapus sehingga hanya nama Arsenal yang tersisa. Selain itu karena lokasi stadion Arsenal dekat dengan markas Tottenham Hotspur, maka tak heran jika pertandingan Arsenal vs Tottenham Hotspur disebut "North London derby" dan merupakan salah satu derby terpanas di London.
Kejayaan Arsenal di persepak bolaan Inggris pertama kali diawali oleh pelatih Herbert Chapman yang melatih pada rentang tahun 1925-35 dan berhasil menjuarai beberapa kompetisi domestik Inggris (Piala FA, titel Liga Utama, dan Charity Shield) sekaligus mendominasinya dan menjadikan Arsenal sebagai kekuatan paling dominan di Inggris saat itu. Pada rentang 1940an-1960an, Arsenal hanya dapat menambah sedikit koleksi gelar domestiknya. Pada awal 1970an, Arsenal berhasil prestasi terbaik Arsenal di Eropa pertama kali yang terjadi pada musim 1969-70, di ajang Fairs Cup (pendahulu dari Piala UEFA). Arsenal menjadi juara untuk pertama kalinya dan sekaligus terakhir di ajang Fairs Cup (Fairs Cup diganti Piala UEFA sejak musim 1971-72) setelah berhasil mengalahkan klub R.S.C. Anderlecht dengan agregat 4-3 (dengan sistem home and away) Saat itu, klub ini dilatih oleh Bertie Mee. Sepanjang tahun 1980an, Arsenal berhasil menambah koleksi Arsenal dengan beberapa gelar domestik, tapi tidak dengan gelar dari kompetisi Eropa.
[sunting]Era 1990-sekarang
Di tahun 1991, Arsenal menjadi juara bersama dengan Tottenham di Community Shield setelah hasil kedudukan imbang 0-0 (saat itu, jika kedudukan seri maka kedua tim dianggap juara) . Puasa Arsenal akan gelar dari kompetisi Eropa akhirnya hilang setelah pada musim 1993-94, ditangan pelatih George Graham, Arsenal kembali juara di kancah Eropa, tepatnya di ajang Piala Winners setelah mengalahkan klub Parma FC dengan skor 1-0. Pada musim berikutnya, Arsenal kembali berhasil ke final di ajang yang sama, tapi kali ini mereka dikalahkan oleh Real Zaragoza dengan skor 2-1.
Kedatangan pelatih Arsène Wenger ke Arsenal pada tahun 1996 berhasil membuat Arsenal kembali berjaya dan berhasil merusak dominasi Manchester United di Liga Utama Inggris pada saat itu. Arsenal pun dibawanya berhasil menjadi runner-up di ajang Piala UEFA pada tahun 2000 setelah melawan Galatasaray lewat adu penalti 4-1 setelah kedudukan imbang. Pada musim 2003-04 hingga awal musim 2004-05, Arsenal berhasil mencetak rekor 49 pertandingan tak terkalahkan dan mematahkan rekor milik Nottingham Forest F.C. (42 kali) yang merupakan rekor tak terkalahkan terpanjang di dalam sejarah sepak bola Inggris. Pada musim 2005-06, Arsenal kembali meraih prestasi di kancah Eropa dengan menjadi finalis Liga Champions setelah dikalahkan FC Barcelona 2-1 di Stade de France, Paris.
Arsenal di masa kepelatihan Wenger mempunyai kebijakan yang bagus dalam pembinaan pemain-pemain muda yang tadinya tidak berkualitas maupun pemain berkualitas tapi kurang dikenal menjadi pemain yang mampu menunjukan telenta-talenta yang sangat luar biasa sekaligus diincar klub papan atas Eropa. Selain itu, Arsenal mempunyai kebijakan pemberian kontrak pada pemain yang telah berumur 30 tahun keatas, yaitu tidak lebih dari satu musim saja.

STADION
Sejak berdiri, Arsenal beberapa kali pindah stadion. Mulai dari memakai sebuah lapangan di Woolwich yang bernama Manor Ground, lalu pindah ke London Utara, sekaligus membangun Stadion Highbury dan dipakai pertama kali dipakai pada tahun 1913. Stadion ini dipakai Arsenal hingga pada musim 2005/06 (atau berusia kurang lebih 93 tahun). Pertandingan terakhir yang digelar di Stadion Highbury adalah Liga Utama Inggris, yaitu Arsenal vs Wigan Athletic yang berhasil dimenangkan oleh Arsenal dengan skor 4-2 dengan tiga gol dari Thierry Henry. Stadion ini diganti, dikarenakan kapasitasnya yang terlalu kecil dibanding stadion klub-klub lain, seperti Chelsea F.C..
Sejak bulan Juli 2006 sampai sekarang, klub ini menempati markas barunya, Stadion Emirates yang berkapasitas 60.500 kursi dan terletak di Ashburton Grove dan peresmian pemakaian Stadion Emirates sekaligus pertandingan pertama yang digelar adalah dengan diadakannya sebuah pertandingan persahabatan antara Arsenal dengan para pemain legenda Belanda untuk perpisahan Dennis Bergkamp, seorang mantan penyerang Arsenal.

Baca Selengkapnya......

Sejarah Liverpool F.C.


Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola peserta Liga Utama Inggris. Liverpool adalah klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan Inggris yang bermarkas di kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions (dulu Piala Champions), yang merupakan rekor Inggris.18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA, serta, 7 kali juara Piala Liga. Stadion mereka berada di Anfield, yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.

SEJARAH LAMBANG

Lambang 'Liver Bird' pertama kali muncul di seragam Liverpool FC pada partai final Piala FA tahun 1950. Lambang yang secara signifikan telah menjadi bagian dari perjalanan panjang Liverpool FC. Lambang Liverpool ini mengalami perubahan pertama pada musim kompetisi 1955/56 dimana gambar 'Liver Bird' berada di dalam lingkaran ouval dan tulisan L.F.C berada di bawah 'Liver Bird'. Lambang versi ini bertahan sampai tahun 1968.
Pada tahun 1968 diambil keputusan untuk memperkenalkan lambang klub yang lebih modern. Lambang 'Liver Bird' langsung disulam ke seragam pemain dengan menyingkirkan garis pijakan pada kaki 'Liver Bird' dan menghilangkan lingkaran ouval. Lambang ini bertahan sampai tahun 1987, dimana pada tahun 1985 sponsor seragam berubah dari UMBRO kepada ADIDAS.
Seiring dengan perubahan sponsor seragam, maka lambang Liverpool pada tahun 1987 mengalami perubahan yang ke 3. Lambang 'Liver Bird' kembali berada di dalam tameng seperti lambang Liverpool FC yang pertama, tetapi kali ini penulisan Liverpool Football Club di bawah 'Liver Bird' tidak di singkat. Lambang ini bertahan sampai tahun 1992, dimana Liverpool FC akan mengadakan perayaan hari jadi yang ke 100 tahun.
Untuk merayakan 100 tahun Liverpool FC, lambang klub mengalami perubahan yang cukup signifikan. Penambahan ornamen 'Shankly Gates' dengan tulisan 'You'll Never Walk Alone' di atas tameng 'Liver Bird' dimaksudkan untuk mengingatkan jasa manajer Bill Shankly yang telah menjadi pondasi kokoh bagi Liverpool FC. Di dalam tameng terdapat tulisan Liverpool Football Club 100 tahun dan lambang 'Liver Bird'. Kemudian di bawah tameng ada tulisan angka 1892-1992.
Tahun 1993 lambang klub kembali berubah dengan penambahan kobaran api kembar di kedua sisi tameng 'Liver Bird'. Kobaran api kembar ini untuk mengenang para Liverpudlian yang menjadi korban pada tragedi Hillsborough. Lambang Liverpool terakhir ini tidak banyak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1999. Lambang Liverpool FC yang sekarang ini dibuat pada tahun 1999 hanya dengan komposisi 2 warna. Tetapi sejak tahun 2002, lambang Liverpool FC dibuat dengan 'full colour' seperti sekarang ini.

ERA KEEMASAN
Liverpool sangat dominan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Pemain-pemain yang terkenal pada masa ini termasuk Ray Clemence, Mark Lawrenson, Graeme Souness, Ian Callaghan, Phil Neal, Kevin Keegan, Alan Hansen, Kenny Dalglish (102 cap), dan Ian Rush (346 gol)
Liverpool meraih era terbaiknya saat masih dikepalai oleh Bill Shankly. Pelatih ini kemudian menjadi legenda Liverpool. Ia sangat dihormati karena berhasil membawa Liverpool kembali ke divisi satu setelah sebelumnya mendekap di divisi dua selama 8 musim. Untuk menghormati jasanya, dibuatlah patung Bill Shankly di pintu masuk Anfield.

Baca Selengkapnya......

Sejarah Manchester United F.C.


Manchester United F.C. (biasa disingkat Man Utd, Man United atau hanya MU) adalah sebuah klub sepak bola papan atas di Inggris yang berbasis diOld Trafford, Manchester,
Dibentuk sebagai Newton Heath L&YR F.C. pada 1878 sebagai tim sepak bola depot Perusahaan Kereta Api Lancashire dan Yorkshire Railway di Newton Heath, namanya berganti menjadi Manchester United pada 1902.
Meski sejak dulu telah termasuk salah satu tim terkuat di Inggris, barulah sejak 1993 Manchester United meraih dominasi yang besar di kejuaraan domestik di bawah arahan Sir Alex Ferguson - dominasi dengan skala yang tidak terlihat sejak berakhirnya era Liverpool F.C. pada pertengahan 1970-an dan awal 1980-an. Sejak bergulirnya era Premiership di tahun 1992, Manchester United adalah tim yang paling sukses dengan dua belas kali merebut trofi juara.
Meskipun sukses di kompetisi domestik, kesuksesan tersebut masih sulit diulangi di kejuaraan Eropa; mereka hanya pernah meraih juara di Liga Champions tiga kali sepanjang sejarahnya (1968, 1999, 2008).
Sejak musim 86-87, mereka telah meraih 22 trofi besar - jumlah ini merupakan yang terbanyak di antara klub-klub Liga Utama Inggris. Mereka telah memenangi 19 trofi juara Liga Utama Inggris (termasuk saat masih disebut Divisi Satu). Pada tahun 1968, mereka menjadi tim Inggris pertama yang berhasil memenangi Liga Champions Eropa, setelah mengalahkan S.L. Benfica 4–1, dan mereka memenangi Liga Champions Eropa untuk kedua kalinya pada tahun 1999 dan sekali lagi pada tahun 2008 setelah mengalahkan Chelsea F.C. di final. Mereka juga memegang rekor memenangi Piala FA sebanyak 11 kali.[4] Pada 2008, mereka menjadi klub Inggris pertama dan klub Eropa kedua yang berhasil menjadi Juara Dunia Antarklub FIFA.
Pada 12 Mei 2005, pengusaha Amerika Serikat Malcolm Glazer menjadi pemilik klub dengan membeli mayoritas saham yang bernilai £800 juta (US$1,47 milyar) diikuti dengan banyak protes dari para pendukung fanatik.

Baca Selengkapnya......

Sejarah Chelsea FC


Chelsea F.C. (Chelsea Football Club), juga dikenal sebagai The Blues atau sebelumnya sebagai The Pensioners (London F.C.), adalah sebuah klub sepak bola Inggris yang bermain di Liga Utama Inggris dan bermarkas di kota London. Klub ini didirikan oleh H.A. Mears pada tahun 1905, dan memiliki stadion sendiri, Stamford Bridge yang dapat menampung sekitar 41.841 penonton, bertempat di Fulham, London.
Chelsea sudah menghabiskan banyak sejarah dalam dunia sepak bola Inggris, dan mengalami kesuksesan sebanyak dua periode, sepanjang tahun 1960-an dan awal 1970-an, kemudian pada akhir 1990-an hingga saat ini. Chelsea telah memenangi empat gelar Liga Utama Inggris (1954-55, 2004-05, 2005-06, 2009-2010), enam Piala FA (1970, 1997, 2000, 2007, 2009, 2010), empat Piala Liga (1965, 1998, 2005, 2007), dan dua Piala Winners (1971, 1998).
Manajer pertama adalah John Roberson (1905-1906). Chelsea menjuarai Liga Utama Inggris (Premiership) pada tahun 1955 pada masa jabatan Ted Drake sebagai manajer.
Chelsea kembali menjadi juara Liga Utama Inggris 50 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2005, pada masa jabatan manajer Jose Mourinho (2004 - 2007), yang saat itu mendapat dukungan penuh dari pemilik milyarder minyak berkebangsaan Rusia, Roman Abramovich.
Pada tahun yang sama (2005), Chelsea juga menjuarai Piala Carling dengan mengalahkan Liverpool. Selanjutnya di tahun 2006, Chelsea kembali berhasil menjuarai Liga Utama Inggris. Dan pada tahun 2007, Chelsea juga kembali berhasil menjuarai Piala Carling setelah mengalahkan Arsenal 2-1 dan menjadi juara Piala FA setelah mengalahkan Manchester United 1-0 lewat babak perpanjangan waktu.
Tapi karena beberapa penampilan yang buruk pada awal kompetisi 2007/2008 ditambah dengan ketidak sesuaian dengan sang pemilik, akhirnya Jose Mourinho mengundurkan diri dari jabatan manager, dan kemudian digantikan oleh Avram Grant mantan manajer tim nasional Israel.
Diawal masa kepelatihan Grant, banyak kalangan yang memandangnya sebelah mata. Meski demikian, Avram Grant mampu membawa Chelsea menjadi treble runner-up yaitu di ajang Piala Carling sebelum dikalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-1. Disusul menjadi runner-up Liga Utama Inggris dibawah Manchester United dan menjadi runner-up di ajang Liga Champions setelah kalah adu penalti 6-5 dari Manchester United. Namun prestasi tersebut dianggap tidak cukup baik sehingga Grant terpaksa dipecat di akhir musim.
Pada akhir Januari 2009, Chelsea menggantikan Avram Grant dengan pelatih Brasil, Luiz Felipe Scolari. Namun, Scolari juga tidak mampu memberikan prestasi yang memuaskan bagi Roman Abramovich. Sehingga pada akhir April 2009 mengalami nasib yang sama dengan Grant. Posisi kosong manajer Chelsea kemudian diisi oleh pelatih Timnas Rusia saat itu, Guus Hiddink, sampai akhir musim 2008-2009. Pada akhir bulan Mei, sebelum meninggalkan Chelsea, Guus Hiddink memberikan kenangan manis dengan membawa gelar Piala FA kelima Chelsea.
Diawal kompetisi 2009-2010, Chelsea mengumumkan manajer baru yaitu Carlo Ancelotti, dengan masa kontrak selama 3 musim. Ancelotti langsung memberikan gelar dengan membawa Chelsea menjuarai Community Shield 2009 setelah mengalahkan Manchester United dalam adu penalti. Kemenangan dalam adu penalti tersebut merupakan pertama kalinya bagi Chelsea sejak 1998, saat Chelsea menghadapi Ipswich Town di Piala Liga.
Pada akhir musim 2009 - 2010, Chelsea berhasil menjuarai Liga Utama Inggris dan Piala FA, yang merupakan pencapaian pertama dalam sejarah Chelsea. Chelsea juga menjadi klub ketujuh yang berhasil mendapat rekor mengawinkan gelar tersebut. (Double winner).
Striker Chelsea, Didier Drogba berhasil mendapatkan Golden Boot (Pencetak Gol Terbanyak) dengan torehan 29 gol. Dalam pertandingan terakhir musim 2009 - 2010 tanggal 9 Mei 2010, Chelsea mempermalukan Wigan dengan skor telak 8 - 0 dengan Drogba mencetak 3 gol. Chelsea juga mencetak rekor menang mutlak 100% terhadap semua tim empat besar EPL (Manchester United, Liverpool, dan Arsenal).
Carlo Ancelotti dipecat Chelsea pada Mei 2011 setelah kekalahan 1-0 dari Everton di pertandingan terakhir musim 2010 - 2011.
Saat ini jabatan manajer diisi oleh mantan pelatih FC Porto, André Villas-Boas.


PRESTASI
4 Liga Utama Inggris (1954-55, 2004-05, 2005-06, 2009-10)
2 Divisi Championship (1983-84, 1988-89)
6 Piala FA (1970, 1997, 2000, 2007, 2009, 2010)
4 Piala Liga (1965, 1998, 2005, 2007)
4 Community Shield (1955, 2000, 2005, 2009)
2 Piala Winners (1971, 1998)
1 Piala Super UEFA (1998)

STAFF KEPELATIHAN
Manajer :André Villas Boas
Asisten Pelatih Tim Utama :Roberto Di Matteo
Asisten Pelatih Tim Utama :Steve Holland
Direktur Teknik :Michael Emenalo
Pelatih Penjaga Gawang :Christophe Lollichon
Pelatih Kebugaran :Jose Mario Rocha
Asisten Pelatih Kebugaran :Chris Jones
Kepala Pengintai Lawan :Daniel Sousa
Pengintai Lawan Senior :Mick McGiven
Direktur Medis :Dr. Paco Biosca
Manajer Tim Cadangan :Dermot Drummy
Manajer Tim Usia Muda :Adrian Viveash
Manajer Akademi :Neil Bath
Analis Pertandingan :James Melbourne

Baca Selengkapnya......